PAGI itu saya harus menghadiri meeting dadakan ke daerah Fatmawati, Jakarta Selatan. Jarak dari rumah saya ke lokasi sekitar 15 km. Karena kurang dari 1 jam harus sudah sampai, langsung mesen  order ojek online. Untung nggak lama kemudian datanglah si driver yang ternyata Perempuan. Si mbak  perawakannya kurus, kulit sawo matang dan pake sepatu boots. Namanya Mbak Pam, sebut saja begitu.

Di perjalanan kami sesekali ngobrol, tapi kemudian jadi panjang karena Pam juga banyak bertanya kepada saya. Ternyata, Pam telah berpisah dari suaminya dan merawat dua anak laki-lakinya, tinggal di daerah Pondok Rangon, Jakarta Timur. Dari cara dia bicara Pam tampak dewasa, tegar, kuat dan mandiri.  

“Saya ditinggal kawin lagi sama suami, tapi saya udah nggak pikirin lagi Bu.” Meski dua anaknya belum mandiri, ternyata sang suami tidak memberikan bantuan pembiayaan baik untuk sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari. Namun Pam mengaku tak ambil pusing, karena baginya hidup harus terus berjalan meskipun diakuinya menjadi single mom  tidaklah mudah.

Sebelum Subuh dia sudah harus bangun tidur, masak dan menyiapkan keperluan dua anaknya selama ditinggal mencari penumpang, kemudian mengantar sekolah. Biasanya, siang hari dia mampir ke rumah untuk menemani anaknya pulang sekolah. Sekadar istirahat dan menyiapkan kebutuhan sore hari, sebelum anaknya pergi mengaji.

Kalau lagi rame penumpang dia bisa bawa pulang Rp 200 ribu per hari. Ia menyisihkan untuk bayar kontrakan dan sekolah anak.  Ia bersyukur sejauh ini semua keperluan anak tercukupi tanpa bantuan dari suami sepeserpun.

Kebaya Lovers!

Secara psikologis, menjadi ibu single tidaklah mudah. Harus bisa menjaga kesehatan mental diri sendiri yang sakit dan terluka tetapi juga harus kuat karena harus mengasuh buah hati  sekaligus menjadi tulang punggung keluarga, terlebih jika tidak mendapat support mantan suami ataupun keluarga. Belum lagi harus kuat dan tabah mengadapi stigma negatif orang sekitar. Menjaga mental diri sendiri dan kuat menjaga mental anak-anaknya ?

Pelajaran berharga sebagai seorang Perempuan adalah wajib membangun mindset meskipun telah menikah dan dinafkahi harus mandiri. Pola asuh orangtua terhadap anak Perempuan harus mengarah pada memberikan pendidikan yang baik untuk bisa mendapatkan kesempatan membangun karir / usaha, memiliki hobi yang bisa menjadi sebuah kreativitas menguntungkan dan tidak mudah bergantung kepada orang lain.

Perempuan, jauh sebelum menikah memang sebaiknya sudah menanamkan dalam dirinya menjadi pribadi yang mandiri meskipun kelak memiliki suami bahkan yang mampu memmberikan kemapanan secara materi sekalipun. Ketika Yang Maha Kuasa memberikan ujian seberat apapun, Perempuan  harus mampu tegar dan bisa berdiri di atas kaki sendiri.  

Kebaya Lovers! Ini pelajaran yang bisa dipetik dari banyaknya kasus perceraian tanpa pertanggungjawaban mantan suami seperti yang dialami Pam. Setiap Perempuan itu hebat, dan mereka cerdas mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi, sesulit apapun. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *