Hello Kebaya Lovers!

IDE bisnis kadangkala berawal dari ketidaksengajaan atau iseng-iseng aja. Hal inilah yang dialami Arsita Resmiati, pemilik Arsita Craft yang bermula dari membuka usaha penyewaan baju adat Nusantara, karena putrinya sering mengikuti lomba berbusana daerah.

“Anak perempuan saya waktu TK sering ikut lomba busana daerah, lalu saya punya ide buka usaha penyewaan pakaian daerah. Saya membuat kebaya-kebaya lucu baik yang pakem maupun kontemporer untuk anak-anak, remaja, dan ibu-ibu muda,” ungkap Arsita dalam wawancara yang ditulis di Buku Kebaya Kaya Gaya (Penerbit Buku Kompas, 2023).

Dengan modal Rp 10 juta, tahun 2003 Arsita selain membuka jasa penyewaan baju daerah kemudian menjadi produsen kebaya. Usaha yang dijalani kemudian berkembang dan ia mempekerjakan 19 orang penjahit pada tahun 2021. Bahkan, kini Arsita memiliki counter di beberapa tempat di Jakarta untuk memudahkan pelanggan membeli produknya.

“Jujur saja, awal tergerak membuka usaha ini saya bertekad memberikan kontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia, jadi tidak semata-mata mendapatkan keuntungan,” ungkapnya. Ia menambahkan, Arsita Craft awalnya menyasar anak dan remaja yang membutuhkan kebaya untuk berbagai kegiatan seperti lomba fashion show, perayaan Hari Kartini atau wisuda, dan kegiatan di sekolah. Kemudian berkembang membuat berbagai macam kebaya sesuai permintaan pasar dan menyasar segmen yang lebih luas.

Untuk penjualan, awalnya Arsita menjual secara offline, dari mulut ke mulut dan antar sekolah. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia digital, ia memasarkan kebaya secara online.   Tak hanya di Jakarta, kebaya yang diproduksi tersebar ke luar daerah bahkan manca negara. Untuk menjangkau lebih banyak pembeli Arsita rajin mengikuti pameran baik di dalam maupun di luar negeri.

“Arsita Craft mendapat respon sangat bagus. Kebanyakan pembeli berminat membeli karena kebaya yang kami produksi unik dan mempunyai ciri khas. Untuk harga, kami menjual dengan harga terjangkau, kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 1,5 juta,” ujarnya.

Kebaya buatan Arsita terlihat anggun dan memiliki karakter kuat bagi pemakainya baik jenis klasik maupun kebaya pakem dan kontemporer. Arsita tidak main-main dengan pemilihan bahan ataupun proses membuat pola dan menjahit kebaya produksinya. Ia tak segan-segan untuk berburu kain sampai ke pelosok daerah.

Selain membuat pola sesuai dengan permintaan pemesan, Arsita juga selalu berinovasi membuat model-model kebaya sesuai dengan perkembangan zaman.

“Keistimewaan kebaya Arsita ada di bahan dan model. Saat membuat polapun kami berusaha memunculkan ide-ide kreatif sesuai tema yang dipesan.  Oiya, selain mengandalkan penjahit, kami juga dibantu konveksi dan maklon dari berbagai daerah,” papar Arsita.

Dalam satu bulan, Arsita mengaku bisa menjual rata-rata 90-100 kebaya. Jumlah ini meningkat 2 hingga kali lipat jika banyak event atau pameran. Saat ini, tambah Arsita, kebaya jenis kutubaru dan kebaya kaos yang paling banyak dipesan. Maraknya gerakan berkebaya berdampak pada melonjaknya omzet para penjual kebaya juga dirasakan oleh Arsita.

“Semakin banyak orang mengenakan kebaya dan senang memakainya dan juga mengoleksi berbagai model bahan dan warna membuat usaha kami tumbuh. Hal lainnya, semakin banyak orang mengenakan kebaya dalam berbagai kegiatan sehari hari sehingga dikenal oleh anak cucu kita tentu membanggakan,” tutur Arsita.

Arsita berbagi tips untuk yang ingin membuka usaha pembuatan kebaya,  harus membuat kebaya yang unik dengan motif dan pola yang dikreasikan sesuai dengan kebutuhan pasar. “Desainer dan pembuat kebaya tentu banyak. Namun jika kebaya yang diproduksi memiliki ciri khas dengan karakter yang kuat, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri,” pungkasnya.

Nah Kebaya Lovers! Tertarik untuk membuka usaha pembuatan kebaya ? Sekarang saatnya, karena pasar bisnis kebaya semakin berkembang seiring dengan makin masifnya gerakan berkebaya akhir-akhir ini. *** 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *