
Hello Kebaya Lovers!
DI era modern dimana brand pakaian ternama menjadi sebuah pilihan, ada satu sosok yang tetap teguh mengenakan kebaya yang menemani aktivitasnya sehari-hari. Bukan di Jakarta atau Jogjakarta, tapi di Vatikan! Yup, namanya Atie Nitiasmoro, istri dari Trias Kuncahyono, Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan. Ia punya misi yang keren banget, menjadikan kebaya sebagai alat diplomasi budaya Indonesia di luar negeri. Wuih, merinding!
Setiap kali mendampingi suaminya menjalankan acara kenegaraan sebagai duta besar, Atie selalu tampil anggun dan elegan dengan koleksi kebayanya. Bukan itu saja, ibu satu putra remaja bernama Abishai Sahadeva ini mengenakan kebaya dalam setiap aktivitasnya.
Bagi Atie, berkebaya setiap hari bukan sekadar gaya dan mengikuti trend, tapi ada makna mendalam dari pakaian kebanggaan bangsa Indonesia ini. “Tujuannya, selain untuk mengenalkan kebaya ke masyarakat luar negeri, juga menunjukkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Atie yang merupakan anggota Timnas penetapan Hari Kebaya Nasional dan pendaftaran kebaya ke Unesco.
Diplomasi Lewat Fashion? Why Not!
Di saat Jepang, Korea dan India bangga dengan kimono, hanbok, atau sari untuk memperkenalkan budaya mereka, Atie memiliki komitmen menyampaikan pesan yang sama lewat kebaya, “Ini loh Indonesia! Menariknya, usaha Atie nggak sia-sia.
Banyak warga asing yang langsung ngeh Ketika melihat ia berkebaya. “You’re from Indonesia, right?” Bahkan, mereka memuji kebaya sebagai pakaian yang elegan dan unik. “Sering banget dapat komentar positif. Mereka bilang kebaya itu cantik, klasik, dan beda dari yang lain,” katanya.
Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?
Buat Atie, mengenakan kebaya di luar negeri bukan cuma soal ingin dilihat keren, tapi semata karena identitas. Ia berharap orang Indonesia di luar negeri bisa ikut bangga dan sering-sering mengenakan kebaya juga. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang bangga dengan busana dan budaya Indonesia?” katanya mantap.
Atie bukan saja pegiat budaya dan istri duta besar, namun upayanya menggaungkan kebaya baik di negeri sendiri maupun di luar negeri ia lakukan melalui tulisan. Mantan jurnalis TV nasional ini juga tergabung dalam tim penulis buku Kebaya Kaya Gaya yang diluncurkan Penerbit Buku Kompas (PBK), sebuah karya yang mengulas kebaya dari sisi sejarah, ragam/jenis dan perkembangannya saat ini.
Dari sini kelihatan banget bahwa Atie nggak cuma pakai kebaya, tapi juga ikut menghidupkan narasinya. “Harapan saya, kebaya tetap lestari hingga ke relung hati generasi muda yang tumbuh di tengah gempuran modernisme, termasuk dalam hal berpakaian,” ungkapnya.
Kebaya Lovers! Yang dilakukan Atie adalah reminder buat kita semua, bahwa kebaya itu bukan cuma baju, tapi simbol sejarah, kecantikan, dan kekuatan perempuan Indonesia. Dan yes, bisa banget jadi alat diplomasi yang powerful.
Jadi next time ada acara formal atau spesial, kenapa nggak coba pakai kebaya? Siapa tahu kamu jadi perpanjangan tangan diplomasi budaya, kayak Bu Atie di Vatikan sana. Angkat jempol dua deh untuk Bu Atie Nitiasmoro.