Hello Kebaya Lovers!

MUNGKIN kalian udah ada yang mengenal Lenny Agustin, desainer yang dikenal dengan rancangan kebaya fungky. Yah, Perempuan kelahiran Surabaya, 1 Agustus 1973 ini menemukan menjalankan bisnis fashion sekaligus melestarikan kebaya dengan target market anak muda. Yuk kita mengenal lebih dalam Lenny Agustin, yang ide-idenya melestarikan kebaya antimainstreem!

Banyak cara yang dilakukan oleh pengiat kebaya atau desainer kebaya untuk mempopulerkan pakaian ini kepada masyarakat, khususnya anak muda. Tentu saja hal ini tidak mudah, mengingat mindset sebagian orang yang menilai mengenakan kebaya itu merepotkan.

“Saya ingin kebaya menjadi fashion item seperti kimono, pakaian Jepang dan cheongsam untuk pakaian China,” ujar Lenny Agustin seperti dikutip dari Buku Kebaya Kaya Gaya yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) tahun 2023.

Menjadikan kebaya sebagai ikon desainnya bukan tanpa dasar. Lenny menemukan dua fakta yang memprihatinkan.

Pertama, anak-anak muda seringkali menganggap atasan atau blus yang terbuat dari bahan brokat adalah kebaya. Padahal yang membedakan kebaya dari atasan atau blus lain adalah model, bukan bahannya. Kedua, banyak perempuan Indonesia yang tidak memiliki satupun kebaya.

Pada 2021, Lenny memulai usahanya. Ia pun mulai mencoba beberapa desain kebaya, 70 persen sesuai pakemnya yaitu blus dengan bukaan depan, sementara 30 persen modifikasi. Salah satu model kebaya yang ia rancang adalah kebaya lengan pendek dengan model up to date. Kemudian untuk bahan yang digunakan, ia kombinasikan, misal dengan bahan kulit.

“Konsep saya memperlakukan kebaya sebagai pakaian yang biasa saja, bukan sebagai pakaian yang istimewa, sakral atau tradisional. Bagaimana mengubah mindset anak muda supaya ketika membeli pakaian, mereka memilih kebaya layaknya dia membeli blus atau atasan biasa,” papar Lenny.

Kebaya Lovers!
Anak-anak yang lahir di era globalisasi tanpa sadar terpapar oleh beragam produk dari luar negeri. Nah, salah satu upaya yang ia lakukan adalah selalu mengingatkan bahwa Indonesia punya kebaya.

Cara Lenny mensosialisasikan kebaya dengan cara ini bukan tidak mendapat resistensi dari komunitas berkebaya yang sesuai pakem. Ia mengisahkan, saat pelaksanaan fashion show kebaya, sempat terjadi pro kontra apakah rancangan Lenny bisa ditampilkan. Akhirnya mayoritas suara memberikan dukungan dan karyanya bisa ditampilkan.

Dalam membuat rancangan, Lenny mengaku terinspirasi Gusti Nurul, putri cantik Mangkunegara VII, yang bernama lengkap Gusti Raden Ayu (GRAy) Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani. Putri Solo ini pada masanya berani melakukan inovasi terhadap kebaya yang ia kenakan, tidak kaku dan berani tampil beda.

Lenny kemudian membuat komunitas yang tujuannya menjadikan kebaya sebagai fashion item. Anggotanya saat ini mencapai 60 orang yang tersebar dari Aceh, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, sampai Ambon yang 80 persennya adalah desainer dan produsen kebaya.

“Saya mendorong mereka untuk membuat kreasi sendiri. Jangan look up pada Lenny. Keluarkan personality sendiri,” tegas Lenny.

Konsumen kebaya buatan Lenny mulai dari remaja 13 tahun hingga lansia usia 60 tahun, bahkan ia pernah mendapat pesanan untuk balita usia 3 tahun. Ia membandrol kebaya mulai dari harga Rp1.500.000 dan bisa menjual 50 – 100 potong kebaya per bulan.

“Produksi saya belum masif tapi ada peningkatan apalagi setelah ada berita kebaya akan didaftarkan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Sekarang saya sedang mengeluarkan produk yang lebih murah, antara Rp500.000 – Rp750.000,”katanya.

Kebaya Lovers! Semoga upaya yang dilakukan Lenny yang saat ini tengah mengambil kuliah S3 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) jurusan Sejarah makin membuahkan hasil ya. Sehingga makin banyak anak-anak muda yang mau mengenakan kebaya dalam berbagai kesempatan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *