
Hello Kebaya Lovers!
KEBAYANG nggak sih di benak kalian, kebaya yang biasanya dikenakan saat acara resmi seperti wisuda, pernikahan, atau pelantikan tapi dipakai ke sekolah. Tapi bukan untuk perayaan Hari Kartini atau cara perpisahan. Pake kebaya sambil belajar. Hmmm
Pagi itu, ratusan pelajar di SMA Tarakanita 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan duduk di aula di lantai 2. Ada yang duduk bersila, ada yang duduk bersimpuh, ada juga yang selonjor santai. Mereka bebas duduk dengan gaya apa saja, tidak khawatir tampak tidak sopan di hadapan pelajar laki-laki. Ya, semua yang hadir di aula yang luas dan adem tersebut adalah siswa perempuan.
Sejak resmi berdiri tanggal 10 September 1962, sekolah itu hanya menerima murid perempuan. Di awal berdirinya, sekolah Katolik tersebut bertujuan untuk mendidik generasi muda putri agar menjadi generasi muda yang berkepribadian utuh (berwatak baik, beriman, jujur, bersikap adil, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, berbudi pekerti luhur, berwawasan kebangsaan dan digerakkan oleh kasih Allah yang berbela rasa terhadap manusia, terutama mereka yang miskin, tersisih dan menderita).
Seperti dikutip dari Buku Kebaya Kaya Gaya (Penerbit Buku Kompas, 2023), pagi itu, para siswi tengah mendengarkan wejangan awal tahun Kepala Sekolah, Suster Pauletta C.B. Semua menyimak sambil sesekali mengobrol dengan teman di sebelah kanan atau kirinya. Sekilas, pemandangan tampak biasa. Tapi ada yang nggak biasa, ya ternyata seluruh murid perempuan itu mengenakan kebaya, padahal hari itu nggak ada acara spesial.
“Sejak tahun 2017, kami memang memberlakukan seragam kebaya setiap hari Jumat minggu ke-4 untuk seluruh siswi dan guru serta karyawan,” ujar Kepala Sekolah Suster Pauletta C.B. Ia menjelaskan, sebagai sekolah khusus putri, pihaknya ingin menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia.
Selain itu, sekolah ingin rasa cinta pada tanah air dan kebanggaan terhadap budaya nasional tertanam pada remaja putri usia 15-18 tahun itu. Juga rasa cinta pada jati diri sebagai perempuan Indonesia dengan segala bentuk tata busana dan tata kramanya.
Kebaya Lovers!
Para siswi mengenakan beragam kebaya, kutu baru, kebaya Kartini, kebaya encim. Ada yang polos, ada yang berbordir bunga-bunga, ada yang bermotif bunga-bunga. Ada merah, putih, biru, pink, hijau, krem. Atasan khas Indonesia itu dipadukan dengan kain batik aneka rupa: batik Solo, batik Cirebon, batik Pekalongan.

Ada yang diwiron, ada yang dipakai model lilit, ada juga yang sekedar diputar mengelilingi pinggang. Rata-rata panjangnya semata kaki, tapi ada juga yang cuma sampai setengah betis. Yang unik adalah alas kakinya; alih-alih selop, mayoritas pakai sepatu pantofel trepes hitam. Ada juga yang pakai kaos kaki putih!
“Awalnya memang ada kendala dalam pelaksanaan. Ada yang merasa repot pakai kebaya, terutama murid-murid yang naik angkutan umum. Ada juga yang kesulitan naik tangga sekolah dengan berkain. Tapi, dengan kerjasama dan komunikasi yang baik antar sekolah, siswa dan orangtua, kendala-kendala tersebut dapat diatasi,” Suster Pauletta C.B menerangkan.
Penjelasan Suster Pauletta dibenarkan para murid. Beragam reaksi terlintas di pikiran mereka saat mengetahui kewajiban berkebaya sebulan sekali. Ada yang berpikir bahwa hal tersebut sangat unik dan jarang dilakukan sekolah lain, sehingga hal tersebut dianggap menjadi suatu kelebihan SMA Tarakanita 1.
Ada yang menganggapnya keren dan seru karena itu adalah kesempatan mereka untuk mengekspresikan diri sesuai dengan mood atau perasaan yang dilampiaskan dalam bentuk model atau warna kebaya. Bahkan ada yang excited menunggu hari berkebaya karena artinya hari itu sekolah akan berwarna-warni dengan banyaknya jenis kebaya yang dikenakan.
Kebaya Lovers tentu pengen tau apa pendapat siswi SMA Tarakanita ini terkait kebaya!
Sebagian besar murid memiliki pendapat yang sama. Mereka menyukai kebaya karena motif dan warnanya sangat bervariasi dan cantik. Ada juga yang merasa bahwa berpakaian kebaya membuat mereka terlihat lebih cantik, elegan dan anggun, mereka secara tidak langsung terlatih untuk bergerak dengan lebih sopan, anggun dan terkendali. Bahkan ada yang menganggap kebaya membuat tubuh mereka kelihatan lebih slim atau langsing.
“Pakai kebaya jaman sekarang tuh asik karena dapat dipadukan dengan model-model kain lainnya. Setiap anak punya style kebaya yang beda-beda sehingga selalu mengejutkan,” ujar mereka antusias.
Menurut mereka, kebaya merupakan pakaian yang sangat simple tetapi elegan dan authentic. Mereka sepakat bahwa sebagai pakaian tradisional yang dijadikan pakaian sehai-hari pada jaman dulu, kebaya adalah bagian dari budaya Indonesia yang tidak boleh dilupakan dan diangap remeh atau buruk.
Murid-murid perempuan ini bahkan berkomitmen untuk mengenakan kebaya di luar kewajiban sekolah tiap Jumat minggu ke-4, misalnya ke acara-acara formal seperti acara gereja, wisuda, atau pernikahan asalkan mereka tidak harus banyak beraktivitas di acara-acara tersebut. Mereka berpendapat itu adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebaya yang harus dibanggakan dan dikembangkan. Bahkan, ada yang ingin mengenakan kebaya dengan style modern untuk bepergian walaupun belum terwujud.
Wah Kebaya Lovers! Keren ya para siswa Tarakanita 1 Kebayoran Baru ini. Mereka happy berkebaya ke sekolah. Love It!