
Helllo Kebaya Lovers!
ADA yang beda dan bikin bangga dari pertemuan Asia Pacific Group (APG) yang digelar pekan ini di Roma, Italia. Di antara kegiatan sharing budaya dan aksi sosial bareng perwakilan dari 20 negara di kawasan Asia Pasifik, tampil satu penampilan yang sukses bikin mata para tamu terbelalak dan hati mereka tersentuh—penampilan duet ibu dan anak dari Indonesia!
Yup, Indonesia diwakili oleh Cathy Liem, anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Tahta Suci, yang ngajak teman-teman DWP KBRI buat tampil dan ikut menyumbang acara. Dan salah satu highlight acara ini adalah tarian klasik Jawa, Tari Pujaretna, yang dibawakan dengan anggun dan penuh penghayatan oleh Rini Kusumawati, seorang doktor sosiologi lulusan Wageningen Belanda, dan putrinya yang masih kelas 11, Jasia.
Gimana enggak bikin kagum? Gerakan mereka tuh halus, kompak, dan penuh makna. Tari Pujaretna sendiri merupakan tarian klasik dari Yogyakarta untuk menyambut tamu dan menggambarkan puja-puji kepada Tuhan. Menariknya lagi, para penonton dari negara-negara kayak Jepang, Italia, Amerika, Sri Lanka, India, Iraq, sampai Israel bener-bener terpesona.
Bahkan Ketua APG, Mrs. Takako Fujinami, sampai bilang kalau gerakannya mirip tarian di Jepang yang pakai kimono dan penuh kelembutan. Wah, vibes-nya nyambung lintas budaya banget!
“Para penari, ibu dan anak, tampil dengan keanggunan dan sensualitas yang luar biasa dan memikat penonton sehingga meninggalkan kesan abadi bagi kami semua,” kata Mrs. Takako. Keren kan?
Yang lebih bikin salut, ternyata Rini dan Jasia tampil dadakan alias ditodong langsung di lokasi! Mereka sebenarnya cuma lagi liburan ke Roma, dan kostumnya pun seadanya yang dibawa dari rumah. Tapi demi Indonesia dan DWP, mereka dengan senang hati maju ke panggung. “Kapan lagi bisa nari atas nama kedutaan,” ujar Rini sambil ketawa.
Setelah penampilan elegan itu, suasana langsung berubah jadi seru dan heboh. Tim DWP KBRI Takhta Suci ngajak semua peserta buat joget Poco Poco bareng! Dari tarian klasik yang penuh filosofi langsung lanjut ke tarian kebersamaan khas Indonesia. Semua tamu ikut joget, ketawa, dan pastinya jadi makin kenal sama budaya kita.
“Suatu pengalaman berharga bisa menari di depan para perempuan dari berbagai negara sambil memperkenalkan secuplik budaya Indonesia,” kata Rini yang juga aktif mempromosikan kebaya di berbagai forum internasional.
Salut banget ya! Dari panggung Roma, Indonesia kembali unjuk gigi kalau budaya kita emang nggak ada matinya. Mulai dari tari klasik sampai jogetan bareng, semuanya bisa jadi jembatan buat mempererat hubungan antarbangsa. Dan semua itu dibawakan dengan anggun, hangat, dan… dadakan. Tapi tetap luar biasa!