Hello Kebaya Lovers

SUDAH tahu kan, 4 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana menghadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional pertama kali yang diselenggarkan di Istora Senayan Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (24/07/2024) yang mengangkat tema “Lestarikan Budaya Dengan Bangga Berkebaya”.

Jokowi resmi menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional yang dituangkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Alasan mengapa Hari Kebaya Nasional perlu diperingati adalah, kebaya merupakan identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

Selain itu, kebaya berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional. Selanjutnya, saat digelar Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan Perempuan, di mana seluruh perempuan yang hadir pada kongres tersebut memakai kain kebaya.

Kebaya Lovers

Para pegiat kebaya sejak awal berkeinginan agar kebaya bisa kembali menjadi pakaian sehari-hari perempuan Indonesia sekaligus menjadi perekat persatuan nasional. Data Kemendikbudristek (2011) menyebutkan bahwa Indonesia terdiri dari 1.340 suku dan sub suku dengan 718 bahasa daerah.

Dikutip dari Buku Kebaya Kaya Gaya (Penerbit Buku Kompas, 2023), kebaya bisa menjadi pemersatu karena dipakai oleh hampir semua perempuan di Indonesia di berbagai daerah dan pulau. Hal ini bisa dilihat dari jenis kebaya yang ada di Indonesia, antara lain, Kebaya Kartini dan Kutu Baru di Jawa, Kebaya Bali, Kebaya Landoong (Sumatera Selatan), Kebaya Dalam (Sumatra Barat), Kebayou (Lampung), Kubaya (Kalimantan Selatan), dan lain-lain. Dengan demikian bisa dibilang, kebaya adalah representasi identitas budaya dan tradisi perempuan Indonesia. Seperti kita ketahui, banyak tradisi yang mewajibkan seorang perempuan dan ibu mengenakan kebaya saat menjalani sebuah upacara adat.

Nah, dengan ditetapkannya Hari Kebaya Nasional, masyarakat akan senang dan bangga memakai kebaya kapanpun dan dimanapun. Ini sekaligus juga bisa menjaga identitas bangsa dan tradisi dari serbuan budaya asing sebagai konsekuensi globalisasi. Dengan berkebaya, orang akan tahu bahwa si pemakainya adalah orang Indonesia meskipun kebaya juga terdapat di negara serumpun: Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Bersama keempat negara ini, Indonesia mengajukan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO secara joint nomination. Namun, pemakaian secara terus-menerus sejak dahulu kala sampai sekarang, bisa dibilang lebih banyak dilakukan oleh perempuan Indonesia.

Ada benefit dari diangkatnya kembali kebaya sebagai pakaian sehari-hari, yakni industri fashion dan UMKM kebaya dipastikan akan berkembang pesat. Perempuan akan lebih berdaya dengan menjadikan kebaya dan perlengkapannya sebagai upaya membantu perekonomian keluarga, bahkan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.

Sebagai contoh adalah Batik,  setelah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO dilanjutkan penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik, hampir seluruh rakyat Indonesia, tua-muda, laki-perempuan dari berbagai strata sosial bangga memakai batik di semua aktivitasnya, resmi maupun tidak resmi.

Begitu UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Indonesia tahun 2009 dan kemudian Pemerintah menetapkan Hari Batik Nasional, semua orang dari strata sosial atas sampai bawah, bangga mengenakan batik di acara-acara resmi, santai dan plesir di dalam dan luar negeri. Model batik pun menjadi beragam dengan desain menawan dari para perancang. Tokoh dunia ikut memakai batik seperti Nelson Mandela dan pemain basket J. Holiday.

Batik naik kelas dan bertengger di butik-butik ternama, mal, dan pertokoan.  Perajin dan UMKM batik berkembang pesat bahkan menembus pasar ekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) melansir data, pada tahun 2023 ekspor batik tulis dan batik cap ke mancanegara mencapai US$26,7 juta.

Nah Kebaya Lovers! Semoga dengan semakin masifnya gerakan kembali berkebaya dan ditetapkannya 4 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional, semoga bisa turut mendongkrak perumbuhan perekonomian di Tanah Air.  *****

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *