• 2025-12-04
  • Vivi Putri Soewondo
  • 0

Hello Kebaya Lovers!

Bencana banjir bandang dan longsor yang baru-baru ini melanda tiga provinsi di Sumatera,  Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bukan sekadar soal hujan deras. Menurut Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU., Peneliti Hidrologi Hutan dan Konservasi DAS UGM, yang terjadi adalah konsekuensi dari rusaknya alam: khususnya hutan di bagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai).

Cuaca Ekstrem Itu Pemicu, Hutan Gundul Itu Biang Rusaknya

Memang hujan waktu itu ekstrem banget. Beberapa wilayah tercatat turun hujan lebih dari 300 mm per hari. Tapi menurut Hatma, seperti dikutip dari ugm.ac.id, hujan deras cuma “pemicu, sedangkan yang bikin bencana jadi parah adalah hilangnya fungsi alami hutan di kawasan hulu. Karena hutan sudah tergerus, perannya sebagai “penyangga air” ikut hilang.

Padahal kalau alam masih sehat, hutan bekerja seperti spons raksasa: menyerap air hujan lewat akar dan daun, menahan erosi, dan meredam aliran air ke sungai. fungsinya: intersepsi, infiltrasi, evapotranspirasi,  semua penting buat menjaga keseimbangan air.

Begitu hutan hilang atau rusak,  air hujan langsung meluncur deras ke sungai dan pemukiman hilir. Longsor pun makin mudah terjadi karena tanah kehilangan akar.

Fakta Mengejutkan: Definisi Ulang “Bencana Alam” sebagai “Dosa Ekologis”

Di banyak hulu sungai di Sumatra,  terutama di Aceh, Sumut, dan Sumbar, tutupan hutan sudah jauh berkurang. Di Sumut misalnya, sisa hutan alam sekarang cuma sekitar 29% dari total daratan.

Menurut Hatma, banjir bandang kali ini bukan peristiwa random. Ini hasil akumulasi “kerjaan manusia” selama bertahun-tahun: alih fungsi lahan, deforestasi, illegal logging, konversi habitat jadi kebun/pabrik, dll.

Jadi ya,  tragedi ini bisa dilihat sebagai konsekuensi dari ‘mengkhianati’ alam. Nature ngasih peringatan keras bahwa keseimbangan lingkungan itu penting banget.

Bukan Lagi Saatnya Nunggu, Kita Harus Bergerak Bareng

Kalau kita pengen bencana kayak gini nggak terus terulang, nggak cukup hanya bangun tanggul atau normalisasi sungai. Perlu langkah nyata menjaga hulu sungai,  pelestarian hutan, reforestasi, tata ruang berbasis mitigasi bencana, biar alam bisa kerja seperti mestinya.

Kita, masyarakat, juga bisa ikut gerak:

  • Dukung konservasi hutan dan penataan ruang yang ramah lingkungan.

  • Saat membeli produk dari sawit, kayu, atau komoditas hutan lain,  cari info tentang asal usulnya.

  • Suarakan dan dukung kebijakan lingkungan & mitigasi bencana.

Banjir Ini Sebuah Peringatan, Yuk, Jadikan Momentum Buat Bangun Kesadaran Lingkungan

Banjir bandang di Sumatera bukan cuma soal cuaca ekstrem. Dia adalah hasil ulah manusia terhadap alam,  terutama kerusakan hutan di hulu sungai. Jika kita diam, bencana bisa terus datang lagi. Tapi kalau kita sadar dan bergerak sekarang, kita bisa bantu lindungi orang dan alam secara bersamaan. ***

 

Bagaimana menurut Anda artikel ini
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *