
Hello Kebaya Lovers!
Kabar duka datang dari Vatikan. Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, wafat pada Senin pagi (21/4/2025) pukul 07.35 waktu Roma, Italia. Beliau menghembuskan napas terakhir di kediamannya, Apartemen Santa Marta. Paus yang punya nama asli Jorge Mario Bergoglio ini meninggal di usia 88 tahun, tepat di hari Paskah Kedua.
Menurut press release yang diterima kebayastory.com dari KBRI Takhta Suci, Paus Fransiskus menjabat sejak 13 Maret 2013 dan dikenal sebagai sosok yang rendah hati, dekat dengan umat, dan vokal soal isu kemanusiaan. Kabar meninggalnya disampaikan secara resmi oleh Kardinal Kevin Farrell, Carmelengo Gereja Takhta Suci, pukul 09.45 waktu setempat.
Malam harinya, pukul 20.00, jenazah Paus telah dimasukkan ke dalam peti. Vatikan menetapkan masa berkabung selama sembilan hari ke depan, dikenal dengan sebutan Novendiales. Paus akan dimakamkan antara hari keempat dan keenam setelah wafat.
Jabatan-Jabatan Langsung Kosong
Sesuai tradisi Gereja Katolik, saat Paus wafat, para pejabat utama Kuria Roma, termasuk Kardinal Sekretaris Negara (semacam “Perdana Menteri”-nya Vatikan), otomatis berhenti dari jabatannya. Tapi masih ada beberapa posisi penting yang tetap berjalan seperti Camerlengo (penyelenggara negara sementara), Penitensiaria Utama, dan Dekan Dewan Kardinal. Saat ini Camerlengo dijabat oleh Kardinal Kevin Joseph Farrell.
Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli sejak 14 Februari 2025 karena pneumonia bilateral. Ia menjalani perawatan selama 38 hari. Menurut tim dokter, kondisinya semakin menurun sejak 18 Februari. Ternyata, Paus memang punya riwayat penyakit pernapasan sejak muda, bahkan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru di usia 20-an. Pada November 2023, beliau juga membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab karena flu berat dan radang paru-paru.
Saat ini Vatikan memasuki masa yang disebut Papal Interregnum atau masa kosong kepemimpinan sebelum terpilihnya Paus baru. Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul untuk menentukan jadwal pemakaman dan konklaf (pemilihan Paus baru).
Tidak Pernah Pulang ke Kampung Halaman
Uniknya, sejak menjadi Paus, beliau belum pernah pulang ke Argentina, tanah kelahirannya. Negara pertama yang ia kunjungi justru Brasil. Tapi tahun lalu, beliau mencatatkan sejarah perjalanan terjauh selama masa kepausannya—menjelajahi empat negara Asia Pasifik: Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Total perjalanan itu menempuh jarak 32.814 kilometer!
Paus Fransiskus mencintai gerakan persaudaraan, kerukunan antarumat beragama, dan tidak ada simbol toleransi beragama yang lebih baik di awal perjalanannya selain “Terowongan Persahabatan” bawah tanah yang menghubungkan masjid utama Istiqlal di Indonesia dengan Katedral Maria Assumpta, Jakarta.
Di Jakarta, Paus Fransiskus bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar (Sekarang Menteri Agama), menandatangani “Deklarasi Istiqlal” yang berjudul “Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama Untuk Kemanusiaan”.
Lima tahun sebelumnya, 2019, Paus Fransiskus bersama dengan Imam Besar Al-Azhar, Kairo, Mesir, menandatangani dokumen “Human Fraternity, for Peace World Peace and Living Together” yang lebih dikenal dengan Dokumen Abu Dhabi.
Selama jadi Paus, beliau sudah mengunjungi lebih dari 59 negara, termasuk negara-negara yang belum pernah didatangi Paus sebelumnya seperti Irak, Mongolia, Bahrain, dan Myanmar. Salah satu momen paling bersejarah adalah saat beliau bertemu Grand Ayatollah Ali Sistani, tokoh tertinggi Syiah di Irak.
Selamat jalan, Paus Fransiskus. Terima kasih atas teladan kasih dan kepemimpinanmu yang menginspirasi banyak orang lintas iman dan bangsa. ***