Hello Kebaya Lovers !

SUDAH tau kan ya, kalau Kebaya Indonesia itu banyak ragamnya. Ada kebaya Kutubaru, Janggan, Kartini, Noni, Labuh dan kebaya Encim yang juga disebut kebaya Kerancang. Kebaya Encim merupakan salah satu jenis pakaian yang dikenakan Perempuan Indonesia tempo dulu.

Dikutip dari buku “Kebaya Kaya Gaya” (Penerbit Buku Kompas tahun 2023), awalnya kebaya ini merupakan pakaian yang hanya boleh dikenakan para nyai atau selir tuan Belanda karena harganya sangat mahal.

Lalu saat bangsa Tionghoa datang ke Indonesia, kaum perempuannya pun akhirnya turut mengenakan kebaya. Penduduk Betawi asli kala itu menyebut jenis kebaya ini sebagai Kebaya Encim yang kemudian namanya diganti oleh Persatuan Wanita Betawi menjadi kebaya Kerancang.

Alasannya, karena kebaya ini biasanya dibordir kerancang dengan motif kembang pada bagian bawah kebaya dan pada pergelangan tangan. Kalau Kebaya Lovers sudah familiar menyebut kebaya Encim ya nggak papa juga, yang penting sudah tahu sejarahnya. Jadi kebaya Encim dan kebaya Kerancang itu jenis kebaya yang sama.

Nah, salah satu desainer kebaya Encim yang cukup dikenal adalah Megi Efriater (37). Dan ternyata, jauh sebelum gerakan berkebaya dikenal secara luas saat ini, 15 tahun lalu Megi yang berasal dari Luak Limopuluh, Sumatera Barat telah memulai usaha pembuatan kebaya. Yang membuat kita patut kagum, kebaya-kebaya cantik buatan Megi digemari para Perempuan Malaysia dan Singapura. Wahh, keren ya!

Yang menarik, Megi nggak hanya memikirkan bisnis atau kebaya rancangannya laku terjual. Tapi di balik itu, ia memiliki niat mulia ingin membantu ibu-ibu di kampung kelahirannya memiliki penghasilan sendiri. Ya, ibu-ibu di Luak Limopuluh dikenal terampil membordir, merancang dan menjahit pakaian.

“Tapi sayangnya mereka tidak tahu bagaimana memasarkannya. Saya tergerak membantu memasarkan pakaian buatan mereka,” papar Megi.

Megi menyebut, 80% pembeli kebaya produksinya adalah warga keturunan Tionghoa terutama di Malaysia dan Singapura. Mengikuti trend mode pakaian, Megi pun membuat desain yang bisa diterima pasar anak muda sesuai dengan perkembangan zaman. Anak-anak muda yang ingin mengenakan kebaya nggak harus yang pakem.

Tapi bisa juga seperti kebaya Encim rancangan Megi yang didesain lebih sophisticated seperti model tangan pendek, motif bordir yang ramai atau tangan kutung sehingga bisa dipadupadankan dengan jins atau batik.

Bisnis kebaya saat ini memang sedang naik daun, seiring dengan maraknya gerakan Perempuan berkebaya. Dalam satu bulan Megi bisa menjual 50 hingga 60 potong kebaya yang dibandrol dengan harga di kisaran Rp600.000. Orderan biasanya melonjak jika ada event tertentu sepert perayaan Imlek atau Natal, yang didominasi kebaya warna merah atau keemasan.

Saat ini Megi dibantu 36 tukang bordir, 8 orang pembuat kerancang dan 2 orang penjahit. Ibu-ibu yang dikoordinir Megi bekerja di rumah mereka masing-masing dan menyetorkan hasil pekerjaan ke workshop Megi dengan quality control yang cukup ketat.

Konsep kerja yang diterapkan mirip dengan work from home (WFH) nggak sih? Jadi ibu-ibu bisa bekerja, dapat penghasilan tapi tetap bisa mengurus keluarga. Wah wah, Mas Megi emang keren ya!

Oiya ada hal lagi yang mendorong Megi serius menekuni usahanya. Ia ingin hasil karya ibu-ibu yang membantunya bisa dihargai lebih mahal, karena selama ini upah yang mereka terima sangat kecil. Alasan lainnya, Megi ingin membantu membuat desain yang lebih menarik, modern dan keren agar harga jualnya lebih tinggi.

“Saya melihat banyak perempuan di sekitar saya memiliki potensi. Lalu saya bantu mereka untuk berkembang dan memiliki penghasilan yang cukup untuk membantu kebutuhan keluarga, bahkan bisa membiayai kuliah anak-anaknya,” ungkapnya.

Kebaya Lovers! Bisnis kebaya yang dijalankan Megi ternyata nggak melulu memikirkan keuntungan. Semoga niat tulusnya dilancarkan ya Mas! ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *