
Hello Kebaya Lovers!
JUMAT (14/11) jadi hari spesial banget buat hubungan Indonesia dan Takhta Suci. Di Museum Vatikan, perangko edisi spesial resmi diluncurkan sebagai penanda 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Acara ini dihadiri langsung oleh Mgr Paul Richard Gallagher, Mgr Emilio Nappa, dan Dubes RI untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono. Para diplomat dari berbagai negara hingga romo dan suster Indonesia juga ikut memeriahkan momen bersejarah ini.
Perangko karya desainer Patrizio Daniele ini bukan perangko biasa. Di dalamnya ada dua lambang negara:
- Lambang Takhta Suci & Kota Vatikan dengan dua kunci bersilang, tiara tiga tingkat, dan salib emas—simbol kekuasaan spiritual Paus.
- Lambang Garuda Pancasila, ikon kebanggaan Indonesia.

Di tengahnya ada burung merpati dengan sayap mengepak, simbol perdamaian, lengkap dengan angka 1950–2025, usia hubungan diplomatik Indonesia–Vatikan. Untuk menegaskan persahabatan dua negara, desainnya juga dihiasi pita merah putih (Indonesia) dan kuning putih (Vatikan).
Menurut Dubes Trias, desain ini menggambarkan misi bersama Indonesia dan Takhta Suci tentang kemanusiaan, persatuan dalam keberagaman, dan keadilan sosial. Perangko ini dibanderol 3,35 Euro.
Bukan Sekadar Perangko: Ini Soal Nilai & Diplomasi
Dalam sambutannya, Mgr Gallagher menjelaskan kenapa Takhta Suci dari awal mendukung kemerdekaan Indonesia. Salah satunya karena keyakinan bahwa setiap bangsa berhak menentukan masa depannya sendiri. Diplomasi Vatikan, katanya, bukan soal kekuatan militer atau ekonomi, tapi soal memperjuangkan perdamaian, HAM, dialog, dan kemanusiaan.
Ia juga menegaskan, Indonesia adalah mitra penting karena nilai-nilai Pancasila—mulai dari keadilan sosial sampai toleransi—sejalan banget dengan nilai yang diperjuangkan Takhta Suci.
Mgr Gallagher bahkan mengutip pesan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia tahun 2024:
“Kerukunan dalam keberagaman menuntut semangat persaudaraan demi kebaikan bersama.”
Perangko sebagai Penanda Sejarah
Dubes Trias menegaskan bahwa perangko bukan cuma buat ngirim surat—tapi juga penanda sejarah dan identitas bangsa. Perangko bisa jadi media visual yang menyampaikan pesan keberagaman, kedaulatan, bahkan jadi alat diplomasi.
“Perangko adalah bagian dari identitas. Ini bagian dari second track diplomacy,” ujarnya.
Pancasila Mendapat Pujian di Vatikan
Sekjen Kegubernuran Vatikan, Mgr Emilio Nappa, memuji Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai contoh nyata kerukunan antarumat beragama. Ia menyebut nilai-nilai itu selaras dengan nilai Kristiani seperti persaudaraan dan keadilan.
Perangko ini bukan cuma benda koleksi, tapi simbol kuat tentang dua negara yang sudah 75 tahun bekerja sama membawa pesan damai, toleransi, dan kemanusiaan untuk dunia. Cocok banget jadi momen refleksi bahwa perbedaan bukan penghalang untuk bersatu, tapi justru alasan untuk terus menjalin persahabatan. ***





































