
Hello Kebaya Lovers!
GERAKAN berkebaya yang lagi marak dalam beberapa tahun terakhir ternyata membuka pintu rejeki bagi banyak orang. Salah satunya, Patitis Moeljono, yang akhirnya membuka usaha pembuatan kebaya pada 2017 lalu.
Awalnya usaha pembuatan kebaya dijalani sebagai sambilan. Kebaya yang diproduksi dikenakan sendiri atau dibeli teman-teman dekatnya sesama pegiat kebaya. Namun lambat lain mantan wartawan yang kini bermukim di Kota Solo, Jawa Tengah ini menjadikan kebaya sebagai bisnis.
Kepada tim penulis Buku Kebaya Kaya Gaya yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) tahun 2023, Titis mengaku sama sekali tidak bermaksud jualan kebaya. Ia biasa menjahitkan kebaya untuk dipakai sendiri dalam berbagai acara kebaya yang diikuti sejak tahun 2014. “Ada beberapa teman tertarik dengan kebaya buatan saya dan akhirnya memesan,” ungkap Titis.
Momentum baik ini ditangkap Titis dengan memproduksi kebaya berbagai ukuran dan jenis bahan. Dan, respons dari konsumen bagus. Mengusung nama iKebaya, Titis kini percaya diri fokus menekuni usaha kebaya yang memang tengah booming. Mantap, Mbak Titis!
Dirinya tidak menampik, pesanan kebaya yang diterimanya tidak terlepas dari kiprah gerakan perempuan berkebaya. Baik di tingkat nasional, bahkan hingga ke komunitas perempuan Indonesia di luar negeri.
“Harus diakui, banyaknya komunitas-komunitas perempuan dalam mengkampanyekan pelestarian kebaya sebagai busana nasional telah menggeliatkan usaha kecil menengah (UKM) dalam memproduksi kebaya beserta ikutannya. Mulai dari kain jarik, batik, hingga aksesorisnya. Sekarang ini hampir semua toko busana menjual kebaya,” paparnya.
Titis tidak ingat persis berapa modal awal yang ia keluarkan untuk membeli bahan kebaya karena usaha ini dijalani tanpa rencana. Ia hanya menyiapkan dana secukupnya untuk membeli beberapa potong kain bahan kebaya dan ongkos jahit.
“Kalau ditanya berapa modal yang saya alokasikan untuk bisnis kebaya saya tidak ada angkanya, karena sifatnya mengalir begitu saja. Tiap saya jalan-jalan ke toko kain, kalau ada yang menarik akan saya beli, lalu saya jahitkan menjadi kebaya kemudian saya tawarkan ke teman-teman,” ungkapnya.
Kebaya Lovers!
Titis punya beberapa alasan yang menguatkannya untuk merambah usaha kebaya. Selain karena suka berkebaya, usaha yang dilakoninya juga sebagai sebuah idealisme dengan misi melestarikan tradisi leluhur.
Menurutnya, tantangannya adalah bagaimana membuat beragam model kebaya yang menarik sehingga perempuan dengan berbagai rentang usia bisa mengenakan kebaya buatannya. “Jadi meskipun segmen pasarnya tidak seluas baju biasa, tapi karena ada misi melestarikan budaya, maka menjalankan bisnis kebaya ini jadi menantang,” jelas Titis.
Dikatakannya, meski pangsa pasar kebaya segmented, menjual kebaya tidaklah terlalu sulit. Orang pertama yang ia sasar adalah di lingkungan komunitas kebaya yang memang membutuhkan. Sedangkan untuk menawarkan kebaya ke market yang lebih luas tentu membutuhkan strategi tersendiri.
“Cara memasarkan kebaya yang saya lakukan dengan mengajak pembeli berfoto dengan mengenakan produk iKebaya. Dari situ para pembeli perlahan suka lalu tertarik untuk membeli,” papar Titis yang aktif menawarkan produksinya melalui media sosial.
Nah, Kebaya Lovers!
Meskipun produk iKebaya masih belum terlalu besar namun telah memiliki pelanggan setia. Di tengah perkembangan dunia fashion yang mengarah ke model-model lebih modern, prospek jualan kebaya punya masa depan cerah.
“Saya belum pernah membeli bahan dalam jumlah besar. Masih eceranlah, hanya beberapa meter. Produk iKebaya sendiri sifatnya eksklusif. Satu model, satu motif, satu ukuran. Jadi jika membeli produk iKebaya jangan khawatir ada orang lain yang menggunakan produk serupa,” kata Titis yang saat ini masih dibantu seorang penjahit termasuk yang membuat pola.
Produk iKebaya dipatok dengan harga antara Rp130 ribu hingga Rp270 ribu per potong. “Sesuai dengan tagline iKebaya yakni chic & elegant, saya ingin mereka yang menggunakan produk saya nampak cantik dan elegan,” jelasnya.
Untuk merespons gaya hidup saat ini yang serba praktis dan simpel, iKebaya didesain untuk bisa dipakai di acara-acara formal maupun informal. Selain dikenakan dengan padanan kain jarik, iKebaya juga bisa dipadukan dengan rok bawahan maupun celana panjang oleh pembeli dari segala usia.
Titis berharap, semakin banyaknya perempuan baik remaja maupun dewasa yang suka berkebaya akan memunculkan multiplayer effect bagi industri fashion yang bisa memberikan pemasukan pada negara. ***