
Hello Kebaya Lovers!
KALAU dengar nama R.A. Kartini, yang kebayang biasanya foto hitam putih di buku pelajaran, atau hari Kartini pas SD pake kebaya lengkap sama sanggul. Tapi tahu nggak sih, perjuangan Kartini bukan cuma tergambar di buku sejarah doang. Udah ada beberapa film yang ngangkat kisah hidupnya, dan jujur aja, film-film ini punya vibe yang kuat, emosional, dan relate banget sama kondisi perempuan Indonesia hari ini.
Yuk, kita bahas tiga film tentang Kartini yang nggak cuma keren dari sisi sinematografi, tapi juga penuh makna.
Kartini (2017) – Biopik yang Bikin Mewek dan Melek!
Disutradarai Hanung Bramantyo, film ini menampilkan akting yang tak diragukan dari Dian Sastrowardoyo (Kartini), Ayushita (Roekmini), Acha Septriasa (Kardinah), dan Reza Rahadian (Joyodiningrat). Film yang diproduksi Legacy Pictures ini nunjukin kehidupan Kartini muda di tengah budaya patriarki bangsawan Jawa. Gimana rasanya dikurung adat, dipingit, dan nggak boleh sekolah. Dikungkung kondisi yang tak nyaman, Kartini malah makin semangat belajar, nulis surat ke teman-temannya di Eropa, sampai akhirnya bisa buka sekolah buat cewek-cewek di Jepara. Dia juga berani speak up soal poligami dan hak perempuan.
Meski udah tayang 2017 lalu, tapi fil ini masih relevan. Perjuangan Kartini di film ini tuh ngena banget. Sampai sekarang, masih banyak perempuan yang dibatasi aksesnya ke pendidikan, kerja, bahkan politik. Film ini nunjukin kalau emansipasi itu bukan ngelawan laki-laki, tapi soal punya kesempatan yang sama.
R.A. Kartini (1984) – Klasik Tapi Tetap Keren!
Di era itu, sutradara Sjuman Djaya nggak ada lawan. Film-film yang ia besut selalu sukses dan menyedot banyak penonton. Dibintangi Yenny Rachman (Kartini), Ratno Timoer, Nani Widjaja, film produksi PT Matari Film adalah yang pertama kalinya sosok Kartini dikupas di layar lebar! Gaya filmnya klasik banget, tapi isi ceritanya dalem. Kita diajak ngeliat konflik batin Kartini sebagai anak bangsawan yang kepengin sekolah dan ngebebasin perempuan dari aturan adat. Dia harus ngehadapi tekanan dari keluarga dan budaya yang super konservatif.
Di banyak daerah di Indonesia, perempuan masih harus “izin” buat kuliah, kerja, bahkan nikah. Film ini bikin kita ngerti kalau perjuangan perempuan itu nggak cuma soal cita-cita, tapi juga perjuangan melawan budaya yang kaku.
Surat Cinta untuk Kartini (2016) – Kartini dari Kacamata Orang Kecil
Sutradara Azhar Kinoi Lubis mendapuk Rania Putrisari (Kartini), Chicco Jerikho (Sarwadi), dan Ence Bagus di film yang diproduksi MNC Pictures. Beda dari dua film sebelumnya, film ini ngambil sudut pandang Sarwadi, seorang tukang pos yang tiap hari nganterin surat ke Kartini. Sarwadi yang orang biasa banget, jatuh hati sama sosok Kartini karena kagum sama pemikirannya. Ini bukan film cinta biasa, tapi kisah kekaguman terhadap perempuan luar biasa.
Ternyata, perjuangan Kartini nyampe juga ke masyarakat bawah. Bukan cuma elit atau tokoh, tapi orang kecil pun bisa merasakan dampaknya. Cocok banget buat ngingetin kita kalau perubahan bisa datang dari mana aja, dan siapa aja bisa jadi bagian dari sebuah perjuangan.
Dalam dunia nyata film-film Kartini menjadi refleksi kondisi yang terjadi saat ini, dimana kesetaraan gender masih menjadi PR besar. Masih banyak cewek yang digaji lebih rendah, susah dapet posisi strategis, atau malah nggak bisa sekolah karena adat atau ekonomi. Kartini udah mulai perjuangan itu dari dulu—masa kita enggak?
Apalagi ? Film-film Kartini bisa jadi inspirasi buat generasi muda. Nggak harus nunggu tua buat jadi pejuang perubahan. Lewat film ini, kita bisa belajar jadi berani, kritis, dan peduli. Film juga bisa menjadi salah satu cara seru buat belajar sejarah. Baca buku sejarah kadang kaku, tapi kalau nonton film yang emosional dan visualnya keren jadi lebih gampang paham dan nyantol di hati. Nah, kalau kamu apa yang bisa kamu pelajari dari perjuangan Kartini? ***